Resensi Novel baru Andrea Hirata | Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas

Jika dikatakan bahwa novel ini (dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas) untuk mejawab rasa penasaran sebagian besar pembaca karena kisah di dalam Maryamah Karpov tidak tuntas memang ada benarnya. Novel kedua yang berjudul Cinta di Dalam Gelas menurutku justeru lebih pantas diberi judul tersebut. Di novel inilah sepak terjang Maryamah digambarkan dengan jelas bukan hanya sekilas seperti dalam Maryamah Karpov

Jika dibandingkan dengan tetralogi sebelumnya, dwilogi ini terasa lebih nakal. Andrea membebaskan dirinya untuk bermain-main dengan bahasa yang lebih berani. Ini bisa dimaklumi mengingat spirit awal penulisan tetralogi Laskar Pelangi adalah sebagi persembahan kepada guru tercinta mereka Bu Muslimah. Sedangkan dwilogi ini sepertinya memanfaakan momentum dan latar Laskar Pelangi sebagai dasar cerita saja sehingga Andrea memiliki sedikit beban moral untuk bersantun dalam bahasa.

Novel ini masih mengusung tema pergulatan seseorang yang tidak kenal menyerah dalam mengatasi kesulitan hidup. Dia yang sudah miskin secara struktural menjadi lebih terhimpit lagi ketika nasib tidak berpihak kepada dirinya. Ketika sandaran hidup mereka justru menginggalkan mereka maka dialah yang harus berjuang untuk melepaskan atau menahan himpitan kemiskinan tersebut.

Hebatnya diantara pergulatan melawan himpitan kemiskinan tersebut dia masih memiliki resolusi hidup atau semacam life list (hal-hal penting yang ingin mereka capai dalam hidup) yang justeru melampaui status/kondisi sosialnya. Bayangkan seorang penambang timah tradisional memiliki keinginan dan kegigihan yang tinggi untuk belajar Bahasa Inggris. Meskipun untuk itu dia harus menempuh jarak sejauh 100 km di akhir pekan ke tempat kursus.

Kesan yang mendalam dan mengaduk-aduk emosi justru kita temukan di awal,  Mosaik 1 yang berjudul Lelaki Penyayang. Dari sebuah narasi menggelikan yang membuat kita terkekeh (terutama jika kita pernah menaksir lawan jenis di usia remaja) berakhir dengan tragedi menyedihkan yang mebuat mata kita berkaca-kaca. Kejutan yang seharusnya menjadi saat paling membahagiakan bagi sebuah keluarga sederhana justeru berubah menjadi kejutan akibat malapetaka.

Kisah Enong (nama panggilam Maryamah) saja sebenarnya layak dijadikan tema sentral Padang Bulan. Sementara kisah cinta Ikal dangan A Ling justeru menjadikan novel ini terasa bertele-tele. Nampaknya Andrea hendak memuaskan pembacanya sekaligus. Pertama rasa penasaran pembaca tentang Maryamah. Yang kedua akhir dari kisah cinta Ikal dan A Ling.

Bagi mereka yang belum pernah membaca Laskar Pelangi beberapa bab/mosaik akan terasa membingungkan karena dia memakai alur balik. Beberapa bab/mosaik itu menceritakan saat-saat Ikal masih bersekolah di Sekolah Dasar.

Seperti yang dikatakan Andrea Hirata ini adalah novel kultural  yang hendak memotret kehidupan orang Melayu (Belitong). Hal itu tergambar secara sempurna dalam novel kedua Cinta di Dalam Gelas. Orang Melayu yang memiliki budaya lisan sangat tinggi menemukan tempat yang pas untuk “melestarikan” budaya tersebut di warung kopi. Lihatlah bagaimana penasarannya seorang isteri tentang rasa kopi dari warung kopi yang katanya lebih enak dari kopi buatannya.  Kemudian diam-diam dia membeli kopi dari warung kopi dan membawanya pulang dengan harapan suaminya tidak ngopi di warung. Tapi apa kata suaminya, kopi tersebut tidak seenak kopi buatan warung kopi.

Di novel kedua inilah Maryamah mendapatkan nama belakang Karpov karena memakai metode pertahanan permainan catur ala Anatoly Karpov. Maryamah memakai permainan catur sebagai medium perlawanan terhadap hegemoni atau kesewenang-wenangan beberapa orang (lelaki) terhadap dirinya  di masa lalu. Kesewenang-wenangan yang mengakibatkan trauma berkepanjangan dalam hidupnya. Dengan kemenangan dari permainan catur itulah Maryamah mengusir trauma yang menghantui hidupnya sekian lama.

Dua buah novel yang digabung menjadi satu (bundling) terhitung sebagai hal baru bagi dunia buku Indonesia, setidaknya dalam kurun terakhir ini. Dengan harga 76.500 (toko buku) atau 65.025 (toko buku online) terbilang cukup murah untuk novel yang lumayan tebal ini (lebih tebal dari Laskar Pelangi).

“Ia adalah lelaki yang baik dengan cinta yang baik. Jika kami duduk di beranda, ayahmu mengambil antip dan memotong kuku-kukuku. Cinta seperti itu akan dibawa perempuan sampai mati”

“Jika kuseduhkan kopi, ayahmu menghirupnya pelan-pelan lalu tersenyum padaku”. Meski tak terkatakan , anak-anaknya tahu bahwa senyum itu adalah ucapan saling berterima kasih antara ayah dan ibu mereka untuk kasih sayang yang balas membalas, dan kopi itu adalah cinta di dalam gelas.

34 responses to “Resensi Novel baru Andrea Hirata | Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas

    • Saya justeru berharap agar ebook-nya (yang ilegal) jangan ada dulu. Biarkan pengarang, penerbit dan distributor menuai untung dulu. 🙂 Apalagi sebagian keuntungan buku ini akan disumbangkan untuk pengembangan pendidikan anak-anak Bangka Belitung

  1. ehm msh brat nih nrima bku bru andrea ni!? coalna mch ingt kcwaku pd bku maryamah karpov yg bgiku trksan tdk mnylesaikn papun dr sluruh tetralogi lskr plangina!?
    tp mksih utk resensina yg udh bngkitkn smngtku buat mmbuka hati yg udh khilangn kunci!(duilee)tp ttp nbung dlu buat bli!hehe…
    oia tp ktana dlu tu mrymh krpov d’bgi 2sub jdul ya?
    yg prtm kn ‘mmpi2lintang’ trs yg 1na lg pa bnr2da!?(numpang nnya blh kn!?)

    slm knl

    diska

    • menurutku laskar pelangi sudah selesai ketika sampai trilogi-nya (edensor) meskipun dengan menyisakan nasib lintang dan kisah cinta ikal dengan aling. novel keempat dan kelima sebaiknya tidak diharapkan terlalu banyak untuk menyelesaikan trilogi pertama. walaupun pada novel kelima kisah cinta ikal dan aling dimunculkan lagi tetapi ada baiknya jika kita menganggap ini adalah sebuah novel yang berlatar belakang budaya melayu belitong saja dengan tokoh-tokoh yang (sebagian) berasal dari tetralogi laskar pelangi tetapi fokusnya bukan lagi laskar pelangi. beberapa hal yang masih menggantung di maryamah karpov memang diselesaikan tapi jangan berharap akan menemukan kisah lintang di sini.

      overall, it’s better than maryamah karpov

  2. oke,q mlai lbh pham skrg!?
    tp pa bnr mang novel k’5na?? stlh mrymmah karpov “mmpi2lintang”,pa tu bnr2da!?
    coalna q nyri thu,tp hsilna nihil!?
    n’ trma kasih ats blsanna!

    • di novel kelima tidak ada kisah yang fokus tentang lintang. kalau tidak salah lintang hanya disinggung sekilas saja (dah mulai lupa ceritanya 🙂 )

  3. wow…andrea hirata benar-benar membuat saya terpingkal-pingkal ,, luar biasa …gaya humornya yang khas dan lugas benar-benar menghibur….
    apalagi dalam novel pertama dwilogi padang bulan ini, sewaktu ikal berusaha meninggikan tubuhnya tapi justru gagal dan menjadi kejadian memalukan karena dianggap bunuh diri yang gagal…luar biasa,,
    terima kasih andrea…
    semoga karya-karyamu makin berkembang

  4. Ping-balik: Novel Dwilogi Andrea Hirata, Padang Bulan & Cinta di dalam Gelas | Novel Dwilogi Andrea Hirata, Padang Bulan & Cinta di dalam Gelas - Novel Dwilogi Andrea Hirata, Padang Bulan & Cinta di dalam Gelas - Novel Dwilogi Andrea Hirata, Padang Bulan

  5. kalau boleh tahu,, novel padang bulan ada hubungannya dengan novel cerita dalam gelas,,mksud saya disini,, saya kan hanya punya 1 novel saja, yg padang bulan,, itu apakah novel padang bulan ini seperti cerita bersambung dan selanjunya ada di novel cerita dalam gelas,, mohon bantuaannya ya mas?

    • Novel Padang Bulan memang bersambung ke novel Cinta di Dalam Gelas. Pada novel Cinta di Dalam Gelas ceritanya banyak terfokus pada perjuangan Enong (Maryamah) yang pada novel pertama dikisahkan bapaknya meninggal tertimbun tanah saat menambang timah.

      Menurutku CInta di Dalam Gelas lebih bagus daripada Padang Bulan 🙂

      • ehm prmslahanny ane gk punya novelnya gan,
        Agan mw skiranya mmbantu ane untuk mncrikan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya secra agan kn dh perna baca
        Please gan ..

  6. Ping-balik: Novel Dwilogi Andrea Hirata, Padang Bulan & Cinta di dalam Gelas | .:: WELCOME

Tinggalkan Balasan ke ir@_one Batalkan balasan